Seorang Tuan Dan 2 Ekor Anjing Peliharaannya

Alkisah ada seorang tuan yang memiliki 2 ekor anjing besar yang gagah. Yang seekor berwarna putih dan yang seekor lain-nya berwarna hitam pekat. Tuan ini setiap minggu-nya mempertandingkan kedua ekor anjing-nya tersebut. Dan tergantung kepada tuan ini, mana yang mau di unggulkan oleh tuan ini, anjing yang berwarna putih ataukah anjing yang berwarna hitam. Apabila tuan ini menginginkan anjing yang berwarna putih untuk memenangkan pertandingan minggu ini, maka tuan ini akan memberi makan anjing yang berwarna putih dengan daging dan susu terbaik selama 1 minggu, sedangkan anjing yang berwarna hitam di biarkan-nya tidak makan selama 1 minggu. Demikian sebaliknya, apabila tuan ini menginginkan anjing yang berwarna hitam untuk memenangkan pertandingan minggu ini, maka tuan ini akan memberi makan anjing yang berwarna hitam dengan daging dan susu terbaik selama 1 minggu, sedangkan anjing yang berwarna putih di biarkan-nya tidak makan selama 1 minggu. Sehingga anjing yang di beri makan oleh tuan ini menjadi kuat dan mampu memenangkan pertandingan, sedangkan anjing yang tidak di beri makan oleh tuan ini menjadi lemas dan kalah dalam pertandingan sesuai dengan harapan tuan ini.

Bahan Perenungan :
Sang tuan pada cerita ini adalah diri kita, sedangkan 2 ekor anjing tersebut adalah diri kita di dalam sisi lain. Anjing yang berwarna putih adalah diri kita dari sisi Kebaikan (ROH) dan anjing yang berwarna hitam adalah diri kita dari sisi Kejahatan (Daging). Setiap saat-nya, kita selalu mempertandingkan kedua-nya. Ketika kita menginginkan sisi Kebaikan (ROH) kita menang, maka kita memberi makan sisi Kebaikan (ROH) kita, sehingga sisi Kebaikan (ROH) kita menjadi kuat dan mampu memenangkan pertandingan. Sedangkan ketika kita menginginkan sisi Kejahatan (Daging) kita menang, maka kita memberi makan sisi Kejahatan (Daging) kita, sehingga sisi Kejahatan (Daging) kita menjadi kuat dan mampu memenangkan pertandingan.

Jadi, ketahuilah bahwa pilihan ada di tangan kita, apakah kita mau sisi Kebaikan (ROH) kita yang menang ataukah sebalik-nya ? Apabila anda setuju kalau sisi Kebaikan (ROH) anda menang atas sisi Kejahatan (Daging) anda. Yuk...Mari kita beri makanan terbaik bagi sisi Kebaikan (ROH) kita, seperti : Firman Tuhan dan Doa senantiasa. Dengan begitu kita yakin pastilah sisi Kebaikan (ROH) kita pasti akan selalu menang atas sisi Kejahatan (Daging) kita. ^_^

"...41 berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan : roh memang penurut, tetapi daging lemah..." ~ matius 26 : 41 [tb]

Mercusuar Dan Kapten Yang Keras Kepala

Alkisah pada suatu malam yang gelap gulita, ada seorang kapten kapal yang sedang berlayar. Sang Kapten kapal tersebut tiba-tiba memperhatikan sebuah sinar terang yang berada tepat di depan-nya. Menyadari bahwa kapal-nya berada di dalam jalur tabrakan, ia pun bergegas menuju radio untuk mengirimkan pesan darurat.

Ia menuntut kapal tersebut untuk mengubah jalur-nya 10ke timur.
Beberapa detik kemudian, ia menerima sebuah pesan jawaban. Pesan itu berbunyi, "Tidak dapat melakukan-nya. Ubahlah jalur anda 10ke barat."

Sang Kapten pun menjadi marah. Ia kembali mengirimkan pesan lain-nya, "Aku adalah seorang Kapten Angkatan Laut. Aku menuntut-mu untuk mengubah jalur-mu !!"
Beberapa detik kemudian, ia kembali menerima sebuah pesan jawaban. Pesan itu berbunyi, "Aku adalah Kelasi Kelas Dua. Tidak dapat melakukan-nya. Ubah jalur Anda."

Sang Kapten pun menjadi sangat marah. Ia mengirimkan sebuah pesan terakhir, "Aku adalah sebuah Kapal Perang dan aku tidak mau mengubah jalur-ku !!"
Beberapa detik kemudian, ia kembali menerima sebuah pesan singkat. Pesan itu berbunyi, "Aku adalah sebuah Mercusuar. Itu pilihan anda, Pak !!"

Bahan Perenungan :
Pada cerita di atas, mungkin kita melihat bahwa Sang Kapten begitu arogan, keras kepala dan keras hati. Namun begitulah kita, sering kali kita seperti Sang Kapten. Sering kali kita menolak untuk di ubah dengan berbagai alasan, seperti : ketika kita di minta untuk mengampuni orang lain untuk kebaikan kita, kita sering kali menolak dengan alasan dia sudah terlalu menyakiti-ku, dia sangat nyata bersalah, dia tidak pantas untuk menerima maaf, dsb. 

Firman Tuhan Allah kita dalam kesatuan-nya dalam Alkitab adalah pelita bagi setiap langkah hidup kita, yang dalam cerita di atas adalah sebuah Mercusuar. Mercusuar menyinari setiap langkah hidup kita, sering kali mercusuar mengirimkan pesan-pesan kepada kita supaya mengubah arah langkah hidup kita agar setiap langkah hidup kita aman dan menuju kehidupan sejati.

Mengutip pesan terakhir dari cerita di atas, Mercusuar akan mengirimkan pesan kepada kita. Namun apakah kita mau untuk menuruti-nya atau pun menolak-nya adalah pilihan kita sepenuh-nya. Misal dalam hal pengampunan, sering kali kita di ajak atau bahkan di minta untuk mengampuni orang lain. Tuhan Yesus, berkata : 

"...26 jika kamu tidak mengampuni, maka bapa-mu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahan-mu..." ~ markus 11 : 26 [tb]

Sadarilah, apabila kita menolak dengan berkeras hati dan berkeras kepala, sesungguh-nya anda sedang menuju masalah di dalam jalur kehancuran. Jika saat ini di dalam hati dan diri kita, kita tahu bahwa ada orang-orang yang menyakiti kita dan belum kita ampuni, Yuk...Mari saat ini kita mohon berkat dan rahmat dari Allah Bapa kita supaya kita mampu mengampuni mereka, karena Tuhan sedang memerintahkan anda untuk mengubah jalur anda saat ini !! ^_^

2 Buah Batu Bata


Alkisah hiduplah seorang pemuda yang mempunyai sebidang tanah. ia bermaksud membangun sebuah rumah yang sederhana. Menyadari bahwa diri-nya hanyalah seorang yang sederhana dengan penghasilan yang cukup kecil, maka ia pun berinisiatif untuk membangun rumah tersebut seorang diri tanpa perlu memanggil tukang-tukang bangunan.

Beberapa bulan kemudian, hampir rampunglah rumah tersebut. Tembok-tembok bata sudah berdiri dan atap sudah terpasang dengan baik, Seminggu kemudian, ia pun bermaksud mengadakan sebuah pesta sederhana untuk merayakan rumah-nya yang hampir rampung tersebut. Ia mengundang para tetangga-nya untuk datang dan melihat rumah tersebut.

Saat sedang memandangi hasil karya-nya tersebut, ia pun segera menyadari bahwa pada satu bagian tembok yang tampak indah dan baik ia melihat bahwa ada 2 buah bata yang saling bertumpuk dengan tidak benar, yang mana menyebabkan tembok tersebut tampak kurang baik dilihat. Hal ini sungguh mengganggu diri-nya, terlebih menginggat bahwa esok hari-nya para tetangga-nya akan datang dan melihat semua itu. Ia sungguh khawatir para tetangga-nya akan mentertawakan hasil karya-nya tersebut.

Esok hari-nya, mencoba untuk menutupi kekurangan dari karya-nya, ia pun berinisiatif berdiri dengan posisi menutupi kekurangan tersebut. Ia tampak begitu gelisah. Tetangga-nya yang pertama pun datang, melihat hasil karya-nya tersebut tetangga-nya pun berkata, "Wow...Bagus sekali bangunan ini !", sambil menyalami-nya lalu pergi berlalu. Lalu datanglah tetangga-nya yang kedua, melihat hasil bangunan tersebut tetangga-nya pun berkata, "Hmm...Tampak baik sekali bangunan ini !", sambil menyalami-nya lalu pergi berlalu. Kemudian tetangga-nya yang ketiga pun datang, melihat ia begitu gelisah dan tampak menutupi sesuatu di belakang-nya, tetangga-nya ini pun bertanya, "Mengapa engkau tampak begitu gelisah dan tampak menyembunyikan sesuatu di belakang-mu ? Tunjukkanlah kepada-ku apa yang di belakang-mu itu !". Dengan rasa enggan, ia pun menyingkir dan menunjukkan-nya dan berkata, "Aku sungguh malu memperlihatkan hal ini kepada kalian !". Tetangga-nya ini pun tersenyum dan berkata kepada-nya, "Mengapa engkau harus "terganggu" dengan hal sekecil ini ? Lihatlah sekeliling-mu, beratus-ratus batu bata tersusun sedemikian rupa sehingga tampak begitu indah dilihat ! Sedemikian banyak batu bata yang engkau susun secara baik sehingga tembok-tembok ini tampak begitu indah, tetapi mengapa engkau mempermasalahkan hal sekecil ini ?". Ia pun tertunduk malu.

Bahan Perenungan :
Sering kali kita seperti pemuda tersebut, kita sering kali hanya fokus dengan kekurangan kita, menutupi hal tersebut karena merasa malu. Banyak di antara kita yang tidak bisa menyikapi hal tersebut dengan cara yang positif yang tidak jarang menyebabkan rasa minder.

Sebagai manusia, kita pastilah memiliki kekurangan. Akan tetapi coba kita lihat lebih dalam dan lebih meluas pada diri kita, coba kita temukan berapa banyak kelebihan yang kita miliki. Oleh karena itu, Mari...Kita sadari bahwa selain memiliki kekurangan, kita juga memiliki kelebihan-kelebihan. Kita memiliki kekurangan bukanlah untuk menjatuhkan diri kita, melainkan untuk menyadarkan kita bahwa kita membutuhkan orang lain untuk hidup saling berdampingan dan saling melengkapi satu dengan lainnya.

Apabila saat ini kita masih bergumul dan meratapi setiap kelemahan yang kita miliki. Yuk...Saat ini bangkit dan bersyukur atas setiap kelebihan dan kekurangan yang kita miliki !! ^_^