2 Buah Batu Bata


Alkisah hiduplah seorang pemuda yang mempunyai sebidang tanah. ia bermaksud membangun sebuah rumah yang sederhana. Menyadari bahwa diri-nya hanyalah seorang yang sederhana dengan penghasilan yang cukup kecil, maka ia pun berinisiatif untuk membangun rumah tersebut seorang diri tanpa perlu memanggil tukang-tukang bangunan.

Beberapa bulan kemudian, hampir rampunglah rumah tersebut. Tembok-tembok bata sudah berdiri dan atap sudah terpasang dengan baik, Seminggu kemudian, ia pun bermaksud mengadakan sebuah pesta sederhana untuk merayakan rumah-nya yang hampir rampung tersebut. Ia mengundang para tetangga-nya untuk datang dan melihat rumah tersebut.

Saat sedang memandangi hasil karya-nya tersebut, ia pun segera menyadari bahwa pada satu bagian tembok yang tampak indah dan baik ia melihat bahwa ada 2 buah bata yang saling bertumpuk dengan tidak benar, yang mana menyebabkan tembok tersebut tampak kurang baik dilihat. Hal ini sungguh mengganggu diri-nya, terlebih menginggat bahwa esok hari-nya para tetangga-nya akan datang dan melihat semua itu. Ia sungguh khawatir para tetangga-nya akan mentertawakan hasil karya-nya tersebut.

Esok hari-nya, mencoba untuk menutupi kekurangan dari karya-nya, ia pun berinisiatif berdiri dengan posisi menutupi kekurangan tersebut. Ia tampak begitu gelisah. Tetangga-nya yang pertama pun datang, melihat hasil karya-nya tersebut tetangga-nya pun berkata, "Wow...Bagus sekali bangunan ini !", sambil menyalami-nya lalu pergi berlalu. Lalu datanglah tetangga-nya yang kedua, melihat hasil bangunan tersebut tetangga-nya pun berkata, "Hmm...Tampak baik sekali bangunan ini !", sambil menyalami-nya lalu pergi berlalu. Kemudian tetangga-nya yang ketiga pun datang, melihat ia begitu gelisah dan tampak menutupi sesuatu di belakang-nya, tetangga-nya ini pun bertanya, "Mengapa engkau tampak begitu gelisah dan tampak menyembunyikan sesuatu di belakang-mu ? Tunjukkanlah kepada-ku apa yang di belakang-mu itu !". Dengan rasa enggan, ia pun menyingkir dan menunjukkan-nya dan berkata, "Aku sungguh malu memperlihatkan hal ini kepada kalian !". Tetangga-nya ini pun tersenyum dan berkata kepada-nya, "Mengapa engkau harus "terganggu" dengan hal sekecil ini ? Lihatlah sekeliling-mu, beratus-ratus batu bata tersusun sedemikian rupa sehingga tampak begitu indah dilihat ! Sedemikian banyak batu bata yang engkau susun secara baik sehingga tembok-tembok ini tampak begitu indah, tetapi mengapa engkau mempermasalahkan hal sekecil ini ?". Ia pun tertunduk malu.

Bahan Perenungan :
Sering kali kita seperti pemuda tersebut, kita sering kali hanya fokus dengan kekurangan kita, menutupi hal tersebut karena merasa malu. Banyak di antara kita yang tidak bisa menyikapi hal tersebut dengan cara yang positif yang tidak jarang menyebabkan rasa minder.

Sebagai manusia, kita pastilah memiliki kekurangan. Akan tetapi coba kita lihat lebih dalam dan lebih meluas pada diri kita, coba kita temukan berapa banyak kelebihan yang kita miliki. Oleh karena itu, Mari...Kita sadari bahwa selain memiliki kekurangan, kita juga memiliki kelebihan-kelebihan. Kita memiliki kekurangan bukanlah untuk menjatuhkan diri kita, melainkan untuk menyadarkan kita bahwa kita membutuhkan orang lain untuk hidup saling berdampingan dan saling melengkapi satu dengan lainnya.

Apabila saat ini kita masih bergumul dan meratapi setiap kelemahan yang kita miliki. Yuk...Saat ini bangkit dan bersyukur atas setiap kelebihan dan kekurangan yang kita miliki !! ^_^

No comments:

Post a Comment