Alkisah ada seorang yang kaya raya yang memiliki sebuah rumah yang sangat besar dan mewah. Setiap malam harinya, ada segerombolan orang yang selalu berusaha untuk masuk ke dalam rumah-nya. Khawatir akan keselamatan diri-nya, ia pun memutuskan untuk meminta Yesus untuk tinggal bersama diri-nya di dalam rumah tersebut. Yesus pun memenuhi permintaan-nya.
Ia bergembira akan hal tersebut, ia mempersiapkan segala sesuatunya dengan begitu luar biasa bagi Yesus. Ia mendekor ulang kamar terbaik yang dimiliki-nya di rumah tersebut. Keseluruhan ruangan dan perabotan kamar tersebut di lapisi oleh-nya dengan emas dan bertakhtahkan intan dan batu permata terbaik dan termahal.
Yesus pun tiba di rumah tersebut dan ia menyambut-nya dengan penuh sukacita. Kata-nya, "Tuhan, terima kasih Tuhan Yesus sudah sangat baik mau tinggal bersama-sama dengan saya di rumah ini. Tuhan, saya sudah mempersiapkan segala sesuatu yang terbaik buat Tuhan selama Tuhan tinggal di tempat ini". Ia pun mengantarkan Yesus ke kamar terbaik yang telah ia sediakan buat kedatangan Tuhan. Kamar tersebut berada di lantai atas dengan sudut terbaik yang di miliki oleh rumah tersebut.
Malam pun tiba, dengan penuh harap ia pun terjaga untuk mengetahui apa yang akan Tuhan perbuat ketika segerombolan orang tersebut datang. Ketika tengah malam, segerombolan orang tersebut pun datang menggedor-gedor pintu rumah tersebut dengan kasarnya. Ia pun mengintip keluar dari dalam pintu kamar-nya, namun Tuhan tidak keluar dari kamar-Nya sama sekali. Segerombolan orang tersebut menggedor pintu sepanjang malam dan ia pun terjaga sepanjang malam dengan terheran-heran mengapa Tuhan tidak mengatasi hal tersebut bagi diri-nya ?
Pada malam hari berikutnya menjelang tengah malam, segerombolan orang tersebut kembali datang dan menggedor-gedor pintu rumah tersebut dengan lebih keras dari hari-hari sebelumnya. Ia pun merasa ketakutan lalu memberanikan diri mengetuk pintu kamar Tuhan untuk bertanya kepada-Nya, "Tuhan, diluar sana ada segerombolan orang yang setiap malam harinya datang dan menggedor-gedor pintu dengan begitu kerasnya. Saya sungguh takut akan hal tersebut. Saat ini Tuhan ada di rumah ini, mengapa Tuhan membiarkan hal tersebut dan tidak berbuat apa-apa ?". Tuhan pun tersenyum dan menjawab, "Anak-Ku, engkau telah menyerahkan Aku sebuah ruangan yang sungguh mewah ini untuk Aku tempati dan Aku jaga, dan Aku menjaganya untuk-Mu.".
Seketika ia pun jatuh berlutut dan tertunduk di hadapan Tuhan dan menanggis lalu kata-nya kepada Tuhan, "Tuhan, maafkan aku karena aku hanya memberikan kepada Tuhan kamar ini. Mulai saat ini Tuhan, keseluruhan rumah dan isinya ini adalah milik Tuhan seutuhnya. Maafkan aku, Tuhan !". Tuhan pun tersenyum dan lalu turun mendekati pintu utama rumah tersebut, lalu membukanya. Sesaat segerombolan orang tersebut bertatap muka dengan Tuhan, lalu Tuhan pun bertanya kepada mereka, "Siapakah yang kalian cari ?". "Maaf, Tuhan. Sepertinya kami salah rumah !", jawab mereka dengan tertunduk kemudian berbalik dan pergi.
Bahan Perenungan :
Sering kali kita seperti orang kaya tersebut, yang mana kita mau menerima Tuhan namun "membatasi" kegerakan Tuhan di dalam diri kita. Sering kali pula kita beranggapan bahwa kita harus memposisikan Tuhan di tempat terbaik di hati kita. Kita sungguh bersukacita saat Tuhan hadir di dalam hati dan diri kita, namun saat si jahat juga berusaha masuk ke dalam diri kita, kita merasa takut dan sering kali mempertanyakan Tuhan, "Mengapa Tuhan tidak membantu kita ?". Ketahui dan sadarilah, bahwa Tuhan tidak butuh hal "baik" yang ada di dalam diri kita karena Ia adalah yang terbaik, Ia tidak butuh hal "mahal" dalam diri kita karena Ia adalah pemilik segala sesuatunya, yang ter... akan segala sesuatunya. Yang Ia mau adalah diri kita seutuh-utuhnya, untuk mengarahkan kita, menjaga kita, berkarya dalam hidup kita, supaya seperti Kristus sempurna adanya, dimana Ia ada di dalam Kristus dan Kristus ada di dalam diri-Nya.
So, apakah kita sungguh sudah memberi diri kita seutuh-utuhnya bagi-Nya ? ^_^
No comments:
Post a Comment